|
Penulis di Museum Panorama 1453 |
Puluhan tenaga pendidik di beberapa pondok pesantren melakukan tur pendidikan ke lembaga-lembaga pendidikan di Turki, diprakarsai Depdikdasmen DPP Hidayatullah (17-26/10/2021). Mereka sekaligus menapaktilasi sejarah peradaban Islam di sana. Berikut sebagian kisah perjalanannya, ditulis salah seorang peserta tur, Ust. Lukman Hakim, Ketua DPW Hidayatullah Sumsel untuk hidayatullahsumsel.com, secara berseri.
|
Penulis di Museum Panorama 1453 |
Kegiatan hari ke-2 diawali dengan mengunjungi museum panorama 1453 yang berisikan tentang sosok Muhammad Al Fatih. Sang penakluk Konstantinopel. Rombongan dibuat kagum ketika melihat lukisan 3 dimensi dilengkapi dengan musik suasana pada masa itu sehingga terasa seperti kita berada pada masa itu. Subhanallah .. terasa bagaimana semangat jihad pada masa itu dalam memperjuangkan agama Allah tak henti hentinya para peserta mengabadikan momen langka tersebut. Di museum ini peserta rombongan merasakan spirit perjuangan Muhammad Al Fatih.
|
Penulis bersama Mudir Sekolah Imam Abu Hatif |
Dilanjutkan dengan mengunjungi Sekolah Imam Abu Hatif. Sebuah sekolah yang full beasiswa yang siswanya dari berbagai negara cukup menarik untuk diketahui bagaimana konsep pendidikannnya. Di tengah kehidupan yang serba modern, sekolah ini masih memberi porsi agama pada siswanya. Seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah dan Badan Wakaf Turki. Sekolah tingkat SMA ini menggali semua potensi siswa dari agama, sains, teknik, seni, dan lain sebagainya.
Cukup menarik berbincang-bincang dengan Muhammad Adam sebagai mudir sekolah ini. Beliau menyampaikan "bahwa alumninya melanjutkan kuliah di berbagai perguruan tinggi di Turki maupun luar Turki dengan berbagai macam jurusan sesuai potensi anak".
Di dekat dengan Sekolah Abu Hatif ada sebuah ma'had yaitu Ma'had Imam Abu Hanifah. Sebuah ma'had yang menekankan kualitas kafaah dinniyah syariyah bermadzhab Hanafi. Mereka sangat merasa senang mendapat kunjungan dari teman teman Hidayatullah Indonesia. Dipandu oleh Mudirul Ma'had peserta mendapat banyak spirit tentang dakwah dan tarbiyah, juga tentang pentingnya melahirkan kader kader-kader yang memiliki kemampuan dalam ilmu-ilmu syari. Suasana para santri yang antusias dalam tholabul ilmi di tempat ini sangat terasa. Para santri sibuk menghafal, ada juga yang sibuk di depan syekhnya. Yang jelas suasananya menyejukkan mata.
|
Penulis bersama Mudir Ma'had Imam Abu Hanifah
Yang menarik, di Ma'had ini adalah, yang lulus dalam setiap tahun tidaklah banyak antara 6 atau 7 bahkan pernah hanya 1 dari kurang lebih 40 siswa, Ma'had ini lebih menekankan kepada kemampuan para santri. Saking asyiknya peserta rombongan berdiskusi tak terasa waktu sudah Ashar. Kemudian rombongan safar melanjutkan perjalanan ke masjid pertama di Turki yang dibangun pada masa Muhammad Al Fatih yaitu Masjid Abu Ayub al Anshari. Di masjid ini peserta sholat Maghrib berjamaah sekaligus jamak Isya. Terasa masjid yang megah syarat dengan spirit perjuangan. Ayyub al Anshari adalah sahabat Rasulullah yang sempat hidup di masa Khulafaur Rasyidin. Dan ketika Muhammad al Fatih menaklukkan Konstantinopel mendapatkan mimpi tentang makam beliau di bawah sebuah pohon dan pohon itu masih ada hingga sekarang. |
Setelah sholat Maghrib berjamaah dilanjutkan ziarah ke makam sahabat rasulullah Ayyub al Anshari yang letaknya tidak jauh dari masjid. Demikianlah journey di hari kedua semoga Allah mudahkan langkah untuk melanjutkan dalam kegiatan hari selanjutnya.