Lukisan semangka karya Sami Boukhari, seniman kelahiran Jaffa yang disketsa ulang (sumber: x.com) |
Palembang, HidayatullahSumsel.com | Unggahan foto dan berita terkait Palestina semakin populer di media sosial dengan penggunaan emoji semangka setelah serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia pada Senin (31/10/2023). Penggunaan emoji semangka ini menjadi populer karena warna-warnanya mencerminkan bendera Palestina.
Bagaimana semangka menjadi simbol perlawanan Palestina? Ini bermula setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel mengumumkan bendera Palestina sebagai barang terlarang, dan mengibarkannya dianggap tindakan kriminal di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Namun, rakyat Palestina menemukan cara kreatif untuk melawan larangan ini dengan menggunakan semangka. Semangka adalah tanaman buah yang tumbuh subur di tanah Palestina dan sangat populer di kalangan petani Palestina. Ketika semangka dibelah, menampilkan empat warna: hijau dari kulit, merah dari dagingnya, putih dari lapisan antara kulit dan daging buah, dan hitam untuk bijinya, yang secara simbolis mencerminkan warna bendera Palestina.
Pada tahun 1980, di Ramallah, tiga seniman, Sliman Mansour, Nabil Anani, dan Issam Badrl, menciptakan karya seni dengan semangka, tetapi Israel melarang mereka menggunakan warna-warna tersebut. Pada tahun 2007, seniman Khaled Hourani menciptakan karya berjudul "The Story of Watermelon" untuk buku "Subjective Atlas of Palestine."
Penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan Palestina kembali mencuat pada tahun 2021 setelah penggusuran permukiman Sheikh Jarrah, ketika semangka digunakan dalam bentuk graffiti di tembok Gaza, sablon di kaos oblong, dan cetak di bendera. Meskipun Perjanjian Oslo mencabut larangan mengibarkan bendera Palestina pada tahun 1993, pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengizinkan polisi untuk menyita bendera Palestina.
Dalam semangka, rakyat Palestina menemukan simbol kreatif dan cerdas untuk menunjukkan keberanian dan tekad mereka dalam perjuangan untuk kemerdekaan. Bahkan komunitas Arab-Yahudi yang disebut Zazim ikut berpartisipasi dalam kampanye ini dengan menempelkan stiker semangka di taksi di Tel Aviv. Dengan pesan, "Ini bukan bendera Palestina, ini semangka!" Zazim menyatakan tekad mereka untuk terus melawan larangan tersebut.
Penyebaran emoji semangka di media sosial adalah bukti bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah menyerah dalam perjuangan mereka untuk meraih kemerdekaan. Semangka telah menjadi simbol perlawanan yang cerdas dan kreatif, menunjukkan bahwa identitas Palestina tidak akan pernah direbut oleh Israel. *|°