Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Drs. Hamim Thohari, M.Si membuka Rakernas Hidayatullah 2024 |
Bandung, HidayatullahSumsel.com —Hidayatullah mengadakan Rakernas V yang dibuka oleh Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Drs. Hamim Thohari, M.Si., yang akan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari 30 November hingga 2 Desember 2024 di Bandung, Jawa Barat .
Memasuki setengah abad kedua, Hidayatullah diharapkan mampu menghadirkan perubahan signifikan. Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Drs. Hamim Thohari, M.Si., menekankan pentingnya keberanian untuk tampil lebih terbuka dan inklusif.
“Hidayatullah harus lebih terbuka. Harus inklusif!” ungkap Ustadz Hamim di hadapan seluruh peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 28 Jumadil Awal 1446 (30/11/2024). Ia juga mengharapkan pergerakan Hidayatullah ke depan dapat lebih cepat dibanding sebelumnya.
Ketua Dewan Murabbi Pusat, Dr. Tasyrif Amin, menambahkan bahwa pada tahun 2025, perkaderan Hidayatullah harus lebih luas jangkauannya. “Kami akan mempersiapkan murabbinya. Silahkan DPP membuat sebanyak mungkin halaqah,” ujar Ustadz Tasyrif.
Dalam hal ini, kader-kader Hidayatullah, khususnya yang berada di bawah koordinasi Departemen Rekrutmen dan Pembinaan Anggota, diharapkan semakin aktif mengajak masyarakat untuk terlibat dalam berbagai program Hidayatullah.
Konsolidasi Sebagai Pondasi
Rakernas kali ini mengusung tema "Konsolidasi Jati Diri, Organisasi, dan Wawasan, Menuju Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik." Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr. Nashirul Haq, dalam sambutannya menyebutkan bahwa tema ini konsisten diangkat sejak awal periode kepengurusan 2020-2025, termasuk dalam Musyawarah Nasional (Munas) Hidayatullah.
“Konsolidasi harus dilakukan terus menerus dan diharapkan selesai pada tahun 2025, saat periode kepengurusan ini berakhir. Jika konsolidasi sudah selesai, maka langkah ekspansi sebagai tahap berikutnya akan lebih mudah,” jelas Ustadz Nashirul.
Menurutnya, konsolidasi jati diri merupakan langkah awal yang mendasar karena menjadi dasar, semangat, dan jiwa dalam menjalankan berbagai program. Namun, hal itu saja tidak cukup. Konsolidasi organisasi juga diperlukan agar program yang dicanangkan tidak hanya bersifat ideologis tetapi juga membumi.
Selain itu, wawasan juga menjadi aspek penting untuk mendukung keberanian kader Hidayatullah dalam berinovasi dan menciptakan terobosan. Ustadz Nashirul mengingatkan pentingnya wawasan dengan mencontohkan sosok Umar bin Khaththab.
“Umar bin Khaththab mampu membuat banyak terobosan hanya dalam waktu dua tahun setelah Rasulullah wafat. Beliau tidak butuh waktu sampai 50 tahun seperti kita,” tegasnya. Keberanian Umar, lanjut Ustadz Nashirul, didukung oleh wawasan keislaman yang sangat mendalam. [kosim]