Bandung, HidayatullahSumsel.com — Dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah ke-5 tahun 2024, Seminar Pendidikan Nasional digelar dengan tema “Membangun Pendidikan Profetik dan Profesional Melalui Inovasi dan Digitalisasi”. Acara ini berlangsung di Hotel Grand Asrilia, Bandung, Jawa Barat, pada Ahad, 29 Jumadil Awal 1446 H (1/12/2024).
Seminar menghadirkan tiga narasumber, yaitu Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A (Rektor Universitas Pendidikan Indonesia), Ust. Dr. H. Nashirul Haq (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah), dan Muhammad Andy Zaky (CEO OrbitEdutech Teknologi Edukasi). Diskusi dipandu oleh Direktur Hidayatullah Institute, Muzakkir Usman, S.S., Ph.D.
Acara yang berlangsung dalam atmosfer akademik ini menyoroti urgensi integrasi nilai-nilai profetik dengan tuntutan profesionalisme modern.
Dalam pemaparannya, Dr. Nashirul Haq menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai profetik yang tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Kita ingin mewarisi konsep pendidikan Rasulullah SAW dalam aspek profetik yang mengombinasikannya dengan profesionalisme sesuai kebutuhan zaman karena Islam itu shalihun li kulli zaman wa makan. Islam selalu sejalan dengan perkembangan zaman,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi agar pendidikan tidak stagnan tetapi adaptif terhadap tantangan modern.
“Bahkan, kalau ada orang yang jumud, tidak mau berkembang, tidak mau berinovasi dan mencari solusi, tidak mau berkreasi dengan kebutuhan zaman, maka itu sebetulnya bertentangan dengan ajaran Islam,” katanya.
Prof. Solehuddin menambahkan pentingnya semangat pembelajaran sepanjang hayat.
“Jangan pernah berhenti belajar dan ini diperintahkan oleh Nabi kita. Belajarlah dan menjadilah pembelajar sepanjang hayat,” imbuhnya.
Ia menekankan bahwa pendidikan bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga proses pembentukan karakter dan kemampuan adaptasi terhadap dinamika zaman.
“Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan,” pesannya.
Dalam paparannya, Solehuddin mengutip QS. Ali Imran [3]:110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Berdasarkan ayat ini, umat Islam harus memantaskan diri sebagai umat terbaik melalui pendidikan profetik.
Muhammad Andy Zaky memberikan pandangan tajam tentang peran teknologi dalam pendidikan.
“Teknologi makin cepat. Dari industri 3.0 ke 4.0 hanya butuh puluhan tahun. Sebentar lagi kita memasuki era 5.0 yang penuh kompleksitas,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), menjadi tantangan sekaligus solusi.
“Kita perlu membangun generasi yang punya keseimbangan iptek dan imtak. Jadi dua hal ini harus kita jaga,” tegasnya.
Andy juga menggarisbawahi pentingnya transformasi pendidikan melalui digitalisasi, dengan fokus pada siswa, lembaga, dan pemimpin pendidikan.
“Model kompetensi abad 21 seperti literasi, kompetensi teknikal, dan pembentukan karakter menjadi kunci keberhasilan,” tambahnya.
Seminar ini menegaskan bahwa pendekatan holistik dalam pendidikan adalah kunci. Nilai-nilai profetik yang berakar pada spiritualitas Islam tidak bertentangan dengan profesionalisme, melainkan saling melengkapi.
“Sifat kreatif dan inovatif itu adalah ajaran Islam yang sesungguhnya,” ungkap Dr. Nashirul Haq.
Ketiga narasumber sepakat bahwa teknologi dan digitalisasi hanyalah alat. Tujuan akhirnya adalah membangun generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki fondasi moral yang kuat. [ybh/kosim].