Pelatihan Kepemimpinan Bertajuk "Agility Leadership Mindset" Digelar untuk 32 Bendahara DPW

Pelatihan Kepemimpinan Bendahara DPW Hidayatullah se-Indonesia (foto: istimewa)

Jakarta, HidayatullahSumsel.com
 Hidayatullah Institute (HI) kembali menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan bertajuk "Agility Leadership Mindset" yang diikuti oleh 32 Bendahara Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah se-Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari dan dimulai pada Senin, 11 Syaban 1446 (10/02/25) di Gedung Dakwah Hidayatullah, Jakarta seperti dilansir situs Hidayatullah.or.id. Salah satu peserta yang turut berpartisipasi adalah Ustadz Dwi Agung, S.Pd, Bendahara DPW Hidayatullah Sumsel.

Direktur Hidayatullah Institute, Muzakkir Usman, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa perjalanan Hidayatullah dalam menggerakkan dakwah dan tarbiyah di Indonesia memasuki fase penting, yaitu 50 tahun kedua pada tahun 2025. Sejak didirikan pada 1973 di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan nama Kulliyatul Muballighin Muballighat (KMM), Hidayatullah kini telah berkembang menjadi ormas besar dengan 33 DPW dan 287 DPD pada tahun 2014. Pada tahun 2024, jumlah DPW meningkat menjadi 38 dan DPD mencapai 428.

Muzakkir menjelaskan, perkembangan yang pesat ini membawa tantangan bagi para pemangku amanah organisasi untuk terus meningkatkan kualitas dalam mengelola Hidayatullah. Mengingat banyaknya aktivitas organisasi yang mencakup dakwah, pendidikan, sosial, dan ekonomi, dibutuhkan pemimpin yang amanah, kompeten, dan memiliki kecakapan kepemimpinan untuk mewujudkan cita-cita para pendiri.

Pelatihan Kepemimpinan Bendahara DPW Hidayatullah se-Indonesia (foto: hidayatullah.or.id)

Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat dan interaksi global yang semakin tanpa batas mengharuskan adanya pemimpin yang inovatif, kreatif, efektif, dan lincah dalam mengelola organisasi.

“Tantangan ini menjadikan isu pengelolaan organisasi yang lebih profesional dengan nilai-nilai profetik sebagai fokus Hidayatullah di perjalanan 50 tahun kedua ini,” ujar Muzakkir.

Muzakkir juga menambahkan, dalam hal sumber pendapatan, Hidayatullah perlu terus berusaha untuk tidak hanya bergantung pada uluran tangan muhsinin dan pengelolaan dana ZIS. Oleh karena itu, Hidayatullah harus bergerak lebih lincah dalam memanfaatkan potensi keuangan dan mendorong tumbuh kembangnya amal usaha serta badan usaha organisasi.

Di sinilah peran penting pemimpin yang agile sangat dibutuhkan, yang memiliki pola pikir yang fleksibel, kolaboratif, serta cepat beradaptasi dengan perubahan. Para pemimpin Hidayatullah diharapkan tidak hanya agile, tetapi juga visioner, terbuka, dan transparan dalam menjalankan organisasi. 

“Dengan mindset dan kemampuan agility leadership, para pemimpin Hidayatullah dapat membantu organisasi untuk beradaptasi dengan cepat, mendorong inovasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kolaboratif,” tambah Muzakkir.

Mayoritas peserta pelatihan berada pada tahap dewasa matang dalam karier dan kehidupan organisasi, dengan usia rata-rata 48 tahun. Peserta termuda berusia 34 tahun, sementara peserta tertua berusia 56 tahun. Sebagian besar peserta memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan pengalaman organisasi yang panjang, khususnya pada level kepemimpinan menengah. *| Kosim

-------------------------------
Catatan:
1. Agility: kemampuan organisasi untuk merespons dengan cepat dan beradaptasi dengan keadaan yang berubah
2. Agile adalah metodologi pengembangan perangkat lunak khusus yang menekankan manajemen proyek berulang dan kolaboratif

Posting Komentar

Silakan memberikan komentar.
Untuk menghindari adanya spam, mohon maaf, komentar akan kami moderasi terlebih dahulu sebelum ditayangkan.

Terima kasih.