Itulah tema besar Halal Bihalal Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Hidayatullah tahun ini. Bukan sekadar temu ramah pasca-Ramadhan, acara ini menjadi panggung deklarasi niat dan langkah strategis untuk memperluas kontribusi umat Islam dalam ekosistem halal nasional dan dunia.
Lebih dari sekadar seremoni, dalam suasana khidmat tersebut, dilantiklah 24 perwakilan LPH Hidayatullah dari 24 provinsi. Mereka datang dari berbagai penjuru, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Selatan. Pelantikan ini menandai babak baru kiprah LPH Hidayatullah: dari lokal, kini menuju jaringan nasional yang solid.
Ekspansi Besar, Visi Lebih Jauh
Dalam sambutannya, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Dr. Ahmad Haikal Hasan, yang biasa dipanggil Babe Haikal menyampaikan apresiasi sekaligus tantangan bagi LPH Hidayatullah.
"Hidayatullah sebagai salah satu LPH terbaik di Indonesia saya minta tambah perannya. Jangan cuma LPH dan LP3H, tapi juga sebagai LP3H, LPK, LSN, LSP, dan LHLN. Hidayatullah harus memiliki elemen lima ini," ujar Babe Haikal, penuh semangat.
Pernyataan ini jelas menegaskan bahwa tantangan ke depan bukan hanya menjalankan amanah sebagai pemeriksa halal. LPH Hidayatullah didorong untuk mengambil peran lebih luas: pendidikan (LPK), sertifikasi kompetensi (LSP), lembaga sertifikasi nasional (LSN), hingga lembaga halal lintas negara (LHLN).
Babe Haikal pun mengingatkan betapa besarnya potensi industri halal di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa ada 66 juta pelaku usaha, cafe, dan restoran di seluruh Indonesia.
"Tiga persen dari 66 juta itu saja sudah menghasilkan transaksi halal sebesar 700 triliun rupiah," kata Babe Haikal.
Artinya, ruang untuk bertumbuh dalam industri halal masih sangat terbuka lebar — sebuah ladang kontribusi yang siap digarap serius.
Indonesia, Raksasa Halal yang Sedang Terbangun
Dalam sambutannya, Ustadz Syaiful Anwar, Pembina LPH Hidayatullah, berbicara dengan penuh keyakinan tentang peluang besar yang dimiliki bangsa ini.
"Indonesia mempunyai cita-cita besar sebagai pusat halal dunia. Kenapa bisa begitu? Karena potensi strategis Indonesia luar biasa. Kekayaan alam luar biasa, pasar global yang sangat besar, dan letak geopolitik kita yang sentral," ujarnya.
Ustadz Syaiful mengajak seluruh elemen Hidayatullah untuk aktif mengambil peran dalam setiap lini industri halal: dari bahan baku, pengolahan, distribusi, hingga sertifikasi. Menurutnya, menjadi bagian dari ekosistem halal bukan hanya soal peluang ekonomi, tetapi juga bagian dari dakwah global.
LPH Hidayatullah: Melangkah Lebih Jauh
Sementara itu, Ustadz Muhammad Faisal, Ketua LPH Hidayatullah, membeberkan bahwa ekspansi ini adalah bagian dari perencanaan jangka panjang.
"Alhamdulillah, saat ini perwakilan LPH Hidayatullah sudah menjangkau banyak daerah. Artinya, kaki dan tangan lembaga ini makin panjang, dan langkahnya makin jauh," ujar Ustadz Faisal.
Ia pun mengungkapkan capaian penting lainnya. Pada Agustus tahun lalu, BPJPH menetapkan LPH Hidayatullah sebagai LPH utama, menempatkannya di posisi keempat nasional untuk kinerja terbaik.
"Ini bukti nyata bahwa LPH Hidayatullah bukan hanya siap, tapi juga unggul," tambahnya.
Dengan status tersebut, jangkauan layanan LPH Hidayatullah kini meluas, melampaui dari Jabodetabek ke berbagai daerah di Indonesia bahkan mulai mengincar peluang pelayanan berskala internasional.
"Target kita, ke depan akan ada auditor halal di setiap kabupaten dan kota di Indonesia. Mereka nanti akan menjadi bagian dari jaringan besar Hidayatullah," tutup Ustadz Faisal.
Spirit Silaturahim, Langkah Besar untuk Masa Depan
Acara Halal Bihalal ini terasa begitu hidup. Bukan hanya karena pelantikan, tetapi juga karena energi optimisme yang menyebar di antara para peserta. Diskusi-diskusi ringan seputar strategi pengembangan industri halal, ide kolaborasi lintas provinsi, hingga rencana pelatihan auditor halal nasional mewarnai sesi ramah tamah.
Tema "Bersatu dalam Silaturahim, Bergerak Bersama" benar-benar terasa membumi dalam acara ini. Silaturahim bukan hanya mempererat hati, tetapi menjadi energi kolektif untuk membangun karya besar bersama.
Dalam momen ini, para kader halal Hidayatullah mempertegas satu niat: menjadi bagian dari perjalanan panjang Indonesia menuju pusat industri halal dunia. Langkah mereka mungkin bermula dari Halal Bihalal di Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta Timur. Tapi semangat yang mereka bawa, jelas, telah melewati sekat ruang dan waktu — menuju masa depan yang penuh harapan. *| Kosim